
Pemerintah Kota (Pemkot) Metro Melalui Dinas Kesehatan Kota Metro dan Puskesmas terus memasifkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), untuk mencegah penyebaran virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan, jajaran Dinas Kesehatan terjun ke perkampungan untuk melakukan woro-woro sekaligus pengecekan jentik nyamuk ke rumah-rumah warga.

Seperti yang berlangsung di Kelurahan Ganjar Asri wilayah Kecamatan Metro Barat Kota Metro, Senin (20/02/2023). Di wilayah ini, Perwakilan Kelurahan Ganjar Asri dan team dari puskesmas ganjar agung beserta Dinas Kesehatan Kota Metro terjun bersama ke perkampungan untuk memasifkan gerakan PSN Kota Metro.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro M Supriadi,SH MM melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Metro, Diah Meirawati,SKM.,MKes mengatakan, bahwa upaya pencegahan virus DBD rutin dilakukan. Yakni, dengan memasifkan woro-woro atau imbauan kepada warga supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit DBD.
Kejadian DBD memang cenderung meningkat saat hujan turun tak menentu, karena terjadi genangan air bersih, yang menjadi tempat perindukan nyamuk, khususnya Aedes aegypti. Apalagi, telur nyamuk bisa bertahan selama enam bulan, sehingga begitu hujan turun, telur akan menetas dalam waktu dua hari

Di mana saja tempat yang berpotensi menjadi perindukan nyamuk? Diah Meira mengingatkan, selain di bak penampungan air, ada sejumlah tempat yang luput dari perhatian masyarakat. Seperti, genangan air di ban bekas, botol, gelas, kaleng, dan wadah lainnya. Selain itu, genangan air di penampungan air dispenser, kulkas, tempat minum hewan peliharaan, bahkan lubang untuk tiang bendera pun berpotensi sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk pembawa vektor DBD.
Hati-hati pula dengan sela-sela batang tanaman yang memungkinkan menjadi tempat hidup nyamuk. Hindari menumpuk pakaian kotor, maupun menggantung, karena bisa menjadi tempat persembunyian nyamuk.
“Setiap hari, rutin kita melakukan woro-woro. Terutama untuk hari Jum’at, selain melakukan woro-woro juga ada pemeriksaan jentik nyamuk,” kata Diah Meira ditemui di sela kegiatan.
Subkoordinator Sub Subtansi Promosi Kesehatan dan PM , Maryanto SKM menyampaikan team Dinas Kesehatan bekerja sama dengan pihak Puskesmas dan Kelurahan untuk setiap harinya, mereka pun rutin terjun ke masyarakat melaksanakan kegiatan woro-woro sekaligus meninjau tempat-tempat yang berpotensi terjadinya DBD.
“Diminta kepada warga agar secara sukarela bersih-bersih lingkungan. Terutama untuk barang-barang di sekeliling rumah agar selalu dibersihkan. Harapan kami, warga tidak sampai terkena DBD,” harapnya.
Bahkan, untuk memasifkan pelaksanaan PSN.

Ditambahkan, pengendalian DBD tak cukup hanya dilakukan pemerintah. Justru yang lebih penting adalah menciptakan kesadaran masyarakat untuk menekan pertumbuhan nyamuk. Caranya, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya.
Lakukan 3 M plus menguras tempat yang sering dijadikan penampungan air, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa vektor DBD. Ditambah lagi dengan sejumlah kegiatan pencegahan, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat antinyamuk, memakai kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Peningkatan kesadaran warga untuk membasmi jentik di lingkungannya sangat penting. Jangan bilang peduli DBD kalau belum melaksanakan PSN di rumah sendiri. Terus optimalkan gerakan satu rumah, satu jumantik (juru pemantau jentik). Jika dimulai dari rumah tangga, akan bisa mewujudkan kelurahan bebas jentik, bahkan kecamatan,kota, maupun provinsi bebas jentik.
Diakui, terkadang masih ada anggapan masyarakat yang lebih mempercayai fogging atau pengasapan sebagai upaya cepat mencegah DBD. Hal itu berpeluang pula dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menyelenggarakan fogging mandiri dengan berbayar, tanpa memperhatikan dosis dan cara yang benar. Padahal, fogging yang tidak benar justru membahayakan.
“Nyamuk menjadi kebal. Selain itu bahan kimia dalam asap, jika terlalu banyak dapat membahayakan kesehatan, tak hanya saat terhisap, tapi juga kalau sampai tertelan, misalnya pada sayur atau buah yang terkena paparan zat kimia fogging,” katanya.
Maryanto juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai gejala DBD, karena terlambat mengatasi bisa berakibat fatal. Jika menjumpai demam lebih dari dua hari, dengan tambahan keluhan nyeri kepala, nyeri belakang mata, nyeri otot, nyeri sendi atau punggung, adanya, ruam dan gejala perdarahan, segera periksakan ke dokter.
Bersihkan lingkungan sekitar rumah masing-masing. Perhatikan tempat-tempat tersembunyi yang bisa untuk tempat tumbuhnya nyamuk. Atau mereka dapat beternak jentik. Yang penting masyarakat tergerak untuk bersama-sama mencegah DBD. #PromkesNews