Dinas Kesehatan Kota Metro Terus Berupaya Tekan Angka Stunting

Sejauh ini, penurunan angka stunting masih menjadi permasalahan yang memerlukan peran serta berbagai komponen masyarakat. Pemkot Kota Metro, melalui Dinas Kesehatan Kota Metro terus melakukan pemetaan sasaran dan intervensi yang terfokus secara spesifik untuk menghadapi berbagai kendala dan permasalahan yang terjadi, berkaitan dengan upaya penurunan angka stunting.
Demikian disampaikan Kepala
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro M Supriadi,SH MM,
Menurut Supriadi, pada Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting di Kota Metro telah menunjukkan penurunan yang signifikan, yaitu dari 25% persen di tahun 2019 menjadi 19,7 persen tahun 2021 dan di tahun 2022 menjadi 10,4%

Sampai saat ini stunting masih menjadi prioritas permasalahan yang perlu ditangani dimana pemerintah Kota Metro menargetkan prevalensi penurunan stunting sebesar 6 persen di tahun 2024 , yang berbentuk sinergi, kolaborasi, integrasi komprehensif kesehatan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Metro , Diah Meirawati,SKM.,MKes menyampaikan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kekurannya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang.
“Faktor penyebab hal itu diantaranya dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 HPK. Anak yang tergolong stunting adalah apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku,” tutur Meira.

Kata Kabid Kesmas , penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.
Pasalnya, stunting juga mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini beresiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa nanti. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting beresiko lebih tinggi menderita penyakit kronis saat masa dewasa.
“Oleh karena itu, penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyeban langsung dan intervensi gizi sensitive untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Selain itu diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen Pemerintah dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor dan non pemerintah dalam bentuk kemitraaan baik swasta maupun masyarakat dan diperlukan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari tingkat Kota sampai ke Kelurahan,” kata Meira

Diah Meira juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Metro , Melalui Dinas Kesehatan Kota Metro melakukan berbagai upaya untuk melakukan penurunan angka stunting, salah satunya melalui Jama-PAI. Jama-PAI yaitu merupakan program yang memberikan perlindungan terhadap ibu dan anak, dimulai dari anak lahir dan pencegahan stunting masyarakat serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan sebuah program yang bertujuan untuk kesehatan bayi dan balita, memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya, dan mencegah stunting.

Ada juga pesan kunci untuk mencapai tata laksana komplikasi edukasi melalui Modified Early Obstetrics Warning Score (MEOWS), kesehatan ibu masa menyusui, kesehatan bayi dan balita dengan pencegahan dan intervensi stunting, remaja kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB), serta Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Subkoordinator Subtansi Kesga dan Gizi Risnawati,SKM mengatakan Sementara, prevalensi stunting berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) bulan Februari tahun 2022 sebesar 7,56 persen dan menurun pada bulan Agustus tahun 2022 sebesar 6,67 persen. “Angka tersebut menunjukkan bahwa upaya-upaya penurunan stunting di Kota Metro membuahkan hasil yang sangat optimal dengan penurunan diangka 1 persen,” kata Risnawati

Lebih lanjut, ia meneruskan, terdapat tiga komponen pencegahan dari sisi perilaku, diantaranya pola asuh, pola makan, dan pola hidup bersih. Selain itu, penguatan posyandu merupakan salah satu kunci penting dalam upaya penurunan prevalensi kekerdilan atau stunting, penguatan posyandu dapat dilakukan dengan cara makin mendekatkan posyandu ke masyarakat. Keberadaan posyandu sangat efektif karena menjadi garda terdepan dalam upaya mendukung optimalisasi tumbuh kembang balita.

Selain dapat menjadi tempat pemeriksaan pertama bagi balita, pemantauan tumbuh kembang anak hingga pemberian vaksinasi di mana semuanya mendukung upaya pencegahan stunting pada balita,” urainya.

Ia juga menyebutkan, edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pencegahan stunting kepada masyarakat, khususnya para orang tua juga dapat dilakukan di posyandu.

Dengan terus memperkuat peran posyandu diharapkan akan mendukung upaya mewujudkan generasi emas dan berkualitas. Ketika seorang anak diperiksa di posyandu diketahui mengalami permasalahan dalam tumbuh kembangnya maka bisa langsung ditindaklanjuti.

“Posyandu berperan penting, salah satunya untuk melakukan deteksi dini terkait kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak melalui buku kesehatan ibu dan anak atau buku KIA,” pungkasnya. #PromkesNews

Bagikan Berita :

kesmasmetro

Penulis

“Mengabarkan kolaborasi, inovasi & capaian dalam dunia kesehatan Kota Metro.”

Ikuti di Instagram

Dinas Kesehatan Kota Metro

"Bersama wujudkan masyarakat Kota Metro yang sehat, mandiri, dan sejahtera."

Edit Template

Tentang

Dinas Kesehatan Kota Metro berkomitmen meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas, program promotif dan preventif, serta pengawasan fasilitas kesehatan di wilayah Kota Metro.

Call Center

0821 8643 1119

24/7 Darurat

© 2025 Created by Dinas Kesehatan Metro