Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro melalui UPTD Puskesmas Mulyojati telah memberikan pelayanan home care terhadap seorang anak bernama Uwais Al-Qarni sejak tahun 2021 yang mengalami penyakit langka. Hal itu disampaikan, Kepala Puskesmas Mulyojati, Surtini didampingi Safitri Indrayani Bidan Koordinator Puskesmas Mulyojati. Ia mengatakan bahwa, UPTD Puskesmas Mulyojati telah memberikan pelayanan kesehatan sejak tahun 2021 terhadap seorang anak berusia 2 tahun bernama Uwais Al -Qarni yang menderita penyakit langka. “Jadi di tahun 2021, seorang anak berusia 2 tahun Uwais Al-Qarni telah menderita kelainan penyakitCongenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau kelainan kaki bengkok sejak lahir. Kami UPTD Puskesmas Mulyojati telah rutin melakukan pemantauan pertumbuhan anak terhadap Uwais Al-Qarni sejak tahun 2021,” ujarnya saat diwawancarai di ruang kerjanya, pada Selasa, (05/06/2024). Menurutnya, telah menjadi kewajiban UPTD Puskesmas Mulyojati dalam melakukan pemantauan kesehatan bagi Uwais Al- Qarni diwilayahnya kerjanya. “Karena kami Puskesmas telah menjadi kewajiban kami untuk memantau perkembangan kesehatan Uwais Al-Qarni. Bahkan, kami pun UPTD Puskesmas Mulyojati telah berupaya untuk membantu pembiayaan meringankan pengobatan Uwais Al-Qarni,” jelasnya. “Selain itu, juga kami memprioritaskan bantuan-bantuan dari Pemerintah bagi balita-balita yang mengalami gizi kurang, bermasalah pada kesehatan, dan tidak mampu. Kami utamakan bantuan-bantuan tersebut diprioritaskan bagi keluarga mereka termasuk Uwais Al-Qarni,” sambungnya. Dia menambahkan, pihaknya dalam seminggu terakhir ini telah mendatangi kediaman pasien Uwais Al-Qarni untuk memberikan pelayanan home care. “Kami pada tanggal 27 mei 2024 telah melakukan pelayanan Home Care di kediaman pasien Uwais Al-Qarni bersama pak Lurah Mulyojati,” terangnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro, Eko Hendro Saputra diwakili Kabid Yankes Dinkes setempat, Daniel mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari Puskesmas Mulyojati, Metro Barat, terkait pasien anak, Uwais Al Qarni (2) tahun yang di diagnosa awal mengidap Conginetal Talipes Equino Varus (CTEV). “Kami Dinas Kesehatan telah mendapatkan laporan dari UPTD Puskesmas Mulyojati, Metro Barat, terkait pasien anak bernama Uwais Al Qarni, yang berada di wilayah kerja Puskesmas setempat,” ujarnya. Dia menyebut, terkait hal tersebut, pemerintah telah berupaya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tersebut, sejak tahun 2021 lalu hingga saat ini. “Alhamdulillah ini luar biasa, pemerintah sejak tahun 2021, yaitu sejak pasien itu lahir, pemerintah telah memberikan pelayanan kesehatan. Jadi, sejak pasien itu lahir, pasien tersebut sudah terlihat ada kelainan Conginetal. Kemudian, kita juga sudah melakukan home care setiap bulannya, yaitu lima sampai enam kali” ucapnya. Dia menambahkan bahwa, Dinas Kesehatan Metro melalui UPTD Mulyojati Metro telah memaksimalkan pelayanan kesehatan dan pengobatan pembiayaan untuk Uwais Al-Qarni. “Kami Pemerintah Kota Metro melalui Dinas Kesehatan telah memantau perkembangan kesehatan Uwais Al-Qarni dengan memberikan pelayanan kesehatan Home Care dan pembiayaan untuk pengobatan Uwais Al-Qarni sejak tahun 2021,” tuturnya
Mengenal Pelayanan Kesehatan Kegawatdaruratan, PSC 119 Kota Metro
Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Metro hadir melalui layanan kegawatdaruratan medis terpadu, Public Safety Center (PSC) 119 Kota Metro. Layanan ini merupakan layanan cepat tanggap darurat kesehatan yang dibentuk pada tahun 2016 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 Tahun 2016 Kepala Bidang Yankes Daniel, SKM.,M.Kes mengatakan, konsep awal PSC 119 adalah layanan kegawatdaruratan medis pre-rumah sakit, yang artinya PSC 119 memberikan layanan kegawatdaruratan medis awal dengan segara, sebelum akhirnya diarahkan menuju fasilitas kesehatan lanjutan yang terkait. Layanan ini merupakan bagian utama dari sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) yang dicanangkan Kementerian Kesehatan. “Tujuan dibentuknya PSC untuk memfasilitasi pasien-pasien atau korban yang belum mendapatkan penanganan medis di luar rumah sakit. Tidak hanya merujuk pasien, tapi kami juga harus bisa melakukan penanganan medis sederhana sebelum merujuk pasien ke rumah sakit. Minimal, kami harus mampu menginformasikan kondisi dan riwayat pasien, supaya rumah sakit terinformasi dengan baik dan siap menerima pasien yang kami rujuk,” ujar Daniel Layanan yang diberikan oleh PSC 119, di antaranya mengedukasi pasien atau pelapor melalui panduan lewat telepon untuk menangani kegawatdaruratan. Selanjutnya petugas PSC 119 juga akan diturunkan beserta ambulans ke lokasi pasien. Jika diharuskan, pasien akan dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan dilakukan tindakan pre-hospital care sebelum dan selama perjalanan pengantaran ke fasilitas pelayanan kesehatan. selain memberikan layanan terkait kesehatan masyarakat, PSC 119 juga bergerak dalam memitigasi kejadian darurat lainnya seperti misalnya kecelakaan lalu lintas, bencana alam dan sebagainya. Dalam hal ini, PSC juga berkolaborasi serta bersinergi lintas sektoral dengan badan lain terkait, seperti kepolisian, pemadam kebakaran, Dinas Lingkungan Hidup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan lain-lain. “Dengan koordinasi yang baik, diharapkan penanganan terhadap kejadian kedaruratan bisa ditangani dengan efisien jika dilakukan dengan kolaborasi yang baik antar sektornya,” sambungnya. Daniel, SKM.,M.Kes berharap, ke depannya kolaborasi antarbadan lintas sektoral ini terus berjalan dengan efisien dan baik dalam sistem terpadu Metro Ceria 112 yang diluncurkan tahun 2023. Tujuannya untuk membantu pasien dan keluarganya mendapatkan layanan yang lebih baik. Saat ini akses pelayanan bantuan bagi masyarakat sudah berjalan di satu tempat yaitu pada gedung PSC 119 di jl. Brigjend Sutiyoso Kota Metro Layanan PSC 119 beroperasi penuh selama 24 jam dan gratis. Selain mengakses layanan jejaring nasional 119, warga Kota Metro juga bisa mengakses nomor lokal PSC 119 Kota Metro di 0821-8643-1119
PENYULUHAN TUBERKULOSIS (TBC) DI UPTD PUSKESMAS MULYOJATI DALAM RANGKA HARI TUBERKULOSIS TAHUN 2023
Mulyojati, 24 Maret 2023 Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Penyakit ini disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang bagian tubuh manapun, tetapi yang paling umum adalah infeksi tuberkulosis pada paru-paru. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB yang telah terkontaminasi dan terhirup oleh orang sehat yang kekebalan tubuhnya lemah. Walaupun biasanya menyerang paru-paru, penyakit ini dapat memberi dampak juga pada tubuh lainnya seperti sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, dan lainnya. Jumat, 24 Maret 2023 Dalam rangka memperingati hari Tuberkulosis sedunia setiap tanggal 24 maret¸, UPTD Puskesmas Mulyojati menggelar penyuluhan tentang penyakit tuberculosis di Posyandu Pergiwo di Kelurahan Mulyosari. Kegiatan ini dilaksanakan serentak seluruh fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) se-kota Metro. Kegiatan Penyuluhan disampaikan langsung oleh dr. Nisa El Purwatari selaku dokter di Puskesmas Mulyojati dan petugas Promosi kesehatan dari UPTD Puskesmas Mulyojati, terkait ciri-ciri TBC, penyebab, gejala, resiko, diagnosis serta cara pencegahan dan pengobatannya penyakit TBC.
PENYULUHAN TENTANG PTM DI POSBINDU MELATI
Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu. Kegiatan Posbindu PTM menyasar pada kalangan usia produktif usia 15-59 tahun, untuk diajak ikut serta dalam kegiatan Posbindu dalam rangka deteksi dini dan skrining kesehatan untuk usia produktif. Kegiatan Posbindu dimulai dari meja Pendaftaran, Antropometri, Cek Tekanan Darah, Pemeriksaan Laboratorium dan Konsultasi Kesehatan oleh tenaga medis. Tim UPTD Puskesmas Mulyojati melaksanakan kegiatan deteksi dini faktor risiko pada posbindu penyakit tidak menular (PTM) di posbindu Melati Kelurahan Mulyosari. Kegiatan ini dipandu oleh ibu Nina Julita. SKM berasama dengan Dokter Febri Devita Sari UPTD Puskesmas Mulyojati dengan memberikan info kesehatan terkait pentingnya deteksi dini faktor risiko PTM. Pemeriksaan deteksi dini yang dilakukan meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, cek tekanan darah, dan cek gula darah. Diharapkan dengan pemeriksaan deteksi dini ini, masyarakat dapat lebih mengetahui status kesehatannya dan dapat menerapkan perilaku hidup sehat sehingga akan terhindar dari penyakit tidak menular terutama diabetes melitus dan hipertensi.Terakhir, tidak henti-hentinya tim puskesmas mengingatkan untuk selalu patuh terhadap protokol kesehatan karena COVID-19 masih ada. Mari Optimalkan pemakaian masker dan mencuci tangan dalam segala aktivitas, serta harus hindari kerumunan.