Pemerintah Kota Metro, Melalui Dinas Kesehatan Kota Metro merupakan salah satu wilayah Kota di Metro yang mempunyai kasus Zero Frambusia. Hal inilah yang mendasari Dinas Kesehatan Kota Metro nantinya akan mengikuti Penilaian Sertifikasi Bebas Frambusia.Menuju Kota Metro eradikasi penyakit frambusia pada tahun 2022 Pemerintah Daerah Metro melalui ini Dinas Kesehatan Kota Metro menggandeng Forum lintas sektor dan lintas program.
Pada Penggalangan Komitmen bersama Walikota Kota Metro dr. H. Wahdi Siradjuddin, Sp.OG (K),MH menuju Kota Metro bebas Frambusia dengan Penjaringan Kesehatan Terintegrasi dan Berkelanjutan (MBF PATEK)yang berlangsung di Puncak HKN Ke -58 di Samber park. Minggu (27/11/2022). Inovasi Eradikasi Frambusia merupakan upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat secara nasional.

Penyakit ini dapat tumbuh dan berkembang di daerah yang tropis, panas, dan hujan. Selain itu kebersihan lingkungan merupakan faktor penting pada penyakit ini. Pada penyakit ini bakteri tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi masuk melalui luka lecet, goresan, atau luka infeksi kulit lain. Sudah sejak ribuan tahun silam. Karenanya, ini merupakan tantangan bagi semua untuk mengentaskan negeri ini dari penyakit tersebut. Sedangkan untuk frambusia angkanya relatif sudah sedikit.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro drg. Erla Andrianti,MARS pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa Frambusia adalah penyakit kulit yang sudah ada sejak lama. Penyakit Frambusia adalah penyakit kulit menular menahun yang kambuhan. Penyebab penyakit Frambusia adalah kuman Treponema Perteneu, yang dimana kulit mengalami infeksi akibat bakteri tersebut.
Diungkapkan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Eko Subroto,SKM.MM menyampaikan bahwa untuk bebas dari Frambusia, Pemerintah Kota Metro , Melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan berbagai upaya dalam beberapa tahun terakhir. Di antaranya, melakukan surveilans atau pemantauan rutin penyakit frambusia, deteksi dini kusta dan frambusia pada anak bersamaan dengan pelaksanaan skrining kesehatan siswa baru, hingga peningkatan kemampuan dan pengetahuan kader serta petugas kesehatan.
Selain itu, lanjutnya, sarana dan prasarana serta obat-obatan terkait frambusia juga terus dipenuhi kecukupannya. Pun, demikian petugas juga aktif melakukan pendekatan kepada masyarakat agar tidak ada stigma negatif terhadap penderita frambusia.
“Masyarakat terus kita edukasi terkait frambusia ini. Bagaimana cara mencegahnya dan harus bagaimana jika mendapati gejala-gejalanya. Masyarakat juga mengindahkan himbauan dan anjuran petugas. Yang sudah baik seperti ini akan terus kita tingkatkan,”#PromkesNews