Frambusia adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di negara wilayah tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Oceania. Atas capaian membebaskan Kota Metro dari Frambusia, Walikota Metro, dr.H.Wahdi,Sp.OG(K),M.H berhasil meraih penghargaan sebagai kota bebas Frambusia oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyerahan penghargaan ini sekaligus dalam rangka peringatan Hari Neglected Tropical Diseases (NTDs) Sedunia. Yang mana Menteri Kesehatan Budi G Sadikin menyerahkan langsung Sertifikat Bebas Frambusia kepada 103 Kabupaten/Kota Bupati Walikota danSertifikat Eliminasi Filariasis kepada 5 Bupati Walikota yang dilaksanakan pada, Selasa, 21 Februari 2023, Krakatau Grand Ballroom Taman Mini Indonesia Indah. Wahdi berterimakasih kepada Kementerian Kesehatan atas bentuk apresiasi ini, tak lupa Wahdi juga berterimakasih kepada Forkopimda, organisasi profesi kesehatan, organisasi masyarakat, seluruh lapisan masyarakat atas dukungan mewujudkan kota bebas Frambusia. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro ,M Supriadi,SH MM, yang turut hadir dalam penerimaan sertifikat tersebut menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan salah satu wujud apreasi atas kerja keras Kota Metro sebagai kota bebas Frambusia oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kami berkomitmen untuk mengoptimalkan upaya pencegahan, surveilan secara terstruktur bersama stakeholder terkait, serta tertib pelaporan agar Kota Metro senantiasa terbebas dari penyakit frambusia,” terang Supriadi usai menerima penghargaan tersebut. Turut Hadir Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Verawati Nasution, SKM.,M.Kes menyampaikan, frambusia merupakan penyakit tropis atau yang dalam beberapa bahasa daerah disebut patek, puru, buba, pian, parangi, atau ambalo. Penyakit tersebut adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri treponema pertenue yang hidup di daerah tropis. “Bakteri Frambusia berbentuk spiral dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop lapangan gelap menggunakan metode fluoresensi. Penularannya, melalui lalat atau melalui kontak langsung dari cairan luka penderita ke orang, yang mempunyai kulit yang luka atau tidak utuh setelah kurun waktu 20 jam,Menurutnya, pola hidup bersih dan sehat mampu menekan faktor penularan frambusia. Dalam Kesempatan Kegiatan ini hadir juga Subkoordinator Subtansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Surtini S.ST menyampaikan Penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit ini juga dapat menyerang tulang dan sendi,” terangnya. Menurutnya lagi, penghargaan ini menjadi motivasi bersama untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat secara konsisten. #PromkesNewsMetro
Pertemuan Paguyuban Kader Posyandu Kelurahan Yosomulyo -Dinas Kesehatan Kota Metro
Dinas Kesehatan Kota Metro memberikan penyegaran kepada kader Posyandu Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat, Senin (20/02/2023) di Posyandu Dahlia 1 Kelurahan Yosomulyo. Kader Posyandu diberikan materi terkait penanggulangan stunting dan peran serta kader Posyandu dalam pencegahan stunting. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Metro ,dr. Silfia Naharani Wahdi, SP.KKLP, MM didampingi sekretaris TP PKK Kota Metro Sri Mintati, ST dan Kepala Bidang Kesehatan Kota Metro, Diah Meirawati,SKM.,MKes Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro,M Supriadi,SH MM, Dalam hal ini di wakili oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat , Diah Meira mengatakan kader Posyandu yang ikut dalam kegiatan itu berjumlah 54 orang. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kader Posyandu terkait stunting dan pencegahannya. Sebagai kader sangat berperan dalam meningkatkan peran dari Posyandu di lingkungan masing-masing. Seorang kader bukan hanya sebagai pengelola Posyandu saja tapi juga merencanakan kegiatan dan meningkatkan pengetahuan. Setelah mengikuti kegiatan penyegaran ini semoga kader lebih siap dalam menjalankan tugas dan lebih responsive terhadap kejadian dilapangan Penangulangan stunting membutuhkan komitmen semua pihak, Karena itu, harus dibentuk satu tim konvergensi dengan fokus tugas menurunkan angka stunting di Bumi Sai Wawai, Selain itu, intervensi penurunan stunting terintegrasi dilaksanakan melalui delapan aksi. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja dalam merealisasikan program JAMAPAI. Yakni dapat menyelesaikan masalah sosial, kesehatan, dan kesejahteraan khususnya pada ibu dan anak Dalam Sambutan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Metro ,dr. Silfia Naharani Wahdi, SP.KKLP, MM menyampaikan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kader Posyandu karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Ia mengatakan kader Posyandu merupakan ujung tombak Dinas Kesehatan yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Metro ,juga mengimbau agar kader Posyandu dapat memulai hidup sehat dari diri sendiri dan membiasakan cuci tangan. “Jika kebersihan kurang maka anak akan mudah terkena infensi. Kami ucapkan terimakasih kepada ibu-ibu Posyandu yang sudah membantu kami dalam layanan kesehatan di tengah masyarakat,” ujarnya. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Metro ,meminta kader Posyandu agar menjaga anak-anak Yosomulyo dari usia 0 bulan sampai 1000 hari. Menurutnya ini sangat perlu untuk mewujudkan generasi penerus yang mampu bersaing. Katanya, kader Posyandu yang membantu pemerintah menjaga anak-anak itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mempersiapkan dan menyediakan PMT Lokal Balita di posyandu sesuai dengan prinsip gizi seimbang, kemudian tujuan khususnya untuk meningkatkan kreatifitas kader dalam pengolahan bahan makanan menjadi PMT Balita di posyandu, meningkatkan status gizi balita di posyandu, menurunkan angka balita stunting menjadi dibawah 14% di tahun 2024. Dengan edukasi PMT yang berbahan baku dari bahan pangan lokal daerah yangg mudah didapat, metode PMT berbasis pangan lokal bagi anak balita dan ibu hamil dalam upaya pencegahan serta pemulihan kasus stunting , Dengan Adanya Kegiatan ini di harapkan para Kader posyandu dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan mengenai pentingnya memperhatikan gizi makanan pada ibu hamil KEK dan anak balita dalam mencegah terjadinya stunting pada anak yang dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan.#PromkesNews
Promkes Dinkes Kota Metro Laksanakan Woro-Woro Dalam Rangka Pencegahan DBD
Pemerintah Kota (Pemkot) Metro Melalui Dinas Kesehatan Kota Metro dan Puskesmas terus memasifkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), untuk mencegah penyebaran virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan, jajaran Dinas Kesehatan terjun ke perkampungan untuk melakukan woro-woro sekaligus pengecekan jentik nyamuk ke rumah-rumah warga. Seperti yang berlangsung di Kelurahan Ganjar Asri wilayah Kecamatan Metro Barat Kota Metro, Senin (20/02/2023). Di wilayah ini, Perwakilan Kelurahan Ganjar Asri dan team dari puskesmas ganjar agung beserta Dinas Kesehatan Kota Metro terjun bersama ke perkampungan untuk memasifkan gerakan PSN Kota Metro. Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro M Supriadi,SH MM melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Metro, Diah Meirawati,SKM.,MKes mengatakan, bahwa upaya pencegahan virus DBD rutin dilakukan. Yakni, dengan memasifkan woro-woro atau imbauan kepada warga supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit DBD. Kejadian DBD memang cenderung meningkat saat hujan turun tak menentu, karena terjadi genangan air bersih, yang menjadi tempat perindukan nyamuk, khususnya Aedes aegypti. Apalagi, telur nyamuk bisa bertahan selama enam bulan, sehingga begitu hujan turun, telur akan menetas dalam waktu dua hari Di mana saja tempat yang berpotensi menjadi perindukan nyamuk? Diah Meira mengingatkan, selain di bak penampungan air, ada sejumlah tempat yang luput dari perhatian masyarakat. Seperti, genangan air di ban bekas, botol, gelas, kaleng, dan wadah lainnya. Selain itu, genangan air di penampungan air dispenser, kulkas, tempat minum hewan peliharaan, bahkan lubang untuk tiang bendera pun berpotensi sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk pembawa vektor DBD. Hati-hati pula dengan sela-sela batang tanaman yang memungkinkan menjadi tempat hidup nyamuk. Hindari menumpuk pakaian kotor, maupun menggantung, karena bisa menjadi tempat persembunyian nyamuk. “Setiap hari, rutin kita melakukan woro-woro. Terutama untuk hari Jum’at, selain melakukan woro-woro juga ada pemeriksaan jentik nyamuk,” kata Diah Meira ditemui di sela kegiatan. Subkoordinator Sub Subtansi Promosi Kesehatan dan PM , Maryanto SKM menyampaikan team Dinas Kesehatan bekerja sama dengan pihak Puskesmas dan Kelurahan untuk setiap harinya, mereka pun rutin terjun ke masyarakat melaksanakan kegiatan woro-woro sekaligus meninjau tempat-tempat yang berpotensi terjadinya DBD. “Diminta kepada warga agar secara sukarela bersih-bersih lingkungan. Terutama untuk barang-barang di sekeliling rumah agar selalu dibersihkan. Harapan kami, warga tidak sampai terkena DBD,” harapnya.Bahkan, untuk memasifkan pelaksanaan PSN. Ditambahkan, pengendalian DBD tak cukup hanya dilakukan pemerintah. Justru yang lebih penting adalah menciptakan kesadaran masyarakat untuk menekan pertumbuhan nyamuk. Caranya, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya. Lakukan 3 M plus menguras tempat yang sering dijadikan penampungan air, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa vektor DBD. Ditambah lagi dengan sejumlah kegiatan pencegahan, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat antinyamuk, memakai kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain. Peningkatan kesadaran warga untuk membasmi jentik di lingkungannya sangat penting. Jangan bilang peduli DBD kalau belum melaksanakan PSN di rumah sendiri. Terus optimalkan gerakan satu rumah, satu jumantik (juru pemantau jentik). Jika dimulai dari rumah tangga, akan bisa mewujudkan kelurahan bebas jentik, bahkan kecamatan,kota, maupun provinsi bebas jentik. Diakui, terkadang masih ada anggapan masyarakat yang lebih mempercayai fogging atau pengasapan sebagai upaya cepat mencegah DBD. Hal itu berpeluang pula dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menyelenggarakan fogging mandiri dengan berbayar, tanpa memperhatikan dosis dan cara yang benar. Padahal, fogging yang tidak benar justru membahayakan. “Nyamuk menjadi kebal. Selain itu bahan kimia dalam asap, jika terlalu banyak dapat membahayakan kesehatan, tak hanya saat terhisap, tapi juga kalau sampai tertelan, misalnya pada sayur atau buah yang terkena paparan zat kimia fogging,” katanya. Maryanto juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai gejala DBD, karena terlambat mengatasi bisa berakibat fatal. Jika menjumpai demam lebih dari dua hari, dengan tambahan keluhan nyeri kepala, nyeri belakang mata, nyeri otot, nyeri sendi atau punggung, adanya, ruam dan gejala perdarahan, segera periksakan ke dokter. Bersihkan lingkungan sekitar rumah masing-masing. Perhatikan tempat-tempat tersembunyi yang bisa untuk tempat tumbuhnya nyamuk. Atau mereka dapat beternak jentik. Yang penting masyarakat tergerak untuk bersama-sama mencegah DBD. #PromkesNews
Dinkes Kota Metro Sukseskan POPM Kecacingan Minum Obat Cacing di MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro Melalui Sub Subtansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular bersama Puskesmas Yosomulyo menggelar kegiatan minum obat cacing bersama di MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro, Kamis (16/02/2023). Seluruh siswa MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro pada hari Kamis mengikuti kegiatan minum obat cacing bersama di halaman sekolah. Kegiatan ini sekali lagi terlaksana berkat kerjasama sekolah dengan Dinas Kesehatan Kota Metro dan Puskesmas Yosomulyo Tujuan adanya kegiatan ini yaitu untuk menuju siswa-siswi sehat. Semoga dengan adanya kegiatan minum obat cacing ini kesehatan siswa-siswi MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro dapat meningkat dan memiliki gizi yang lebih seimbang lagi. Plt Kepala Dinkes Kota Metro M Supriadi,SH MM,melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Verawati Nasution, SKM,M.Kes mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan program pengendalian kecacingan pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah (1-12 tahun) sehingga menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi masalah kesehatan di masyarakat terutama di Kota Metro. Pemberian Obat Cacing dalam rangka melaksanakan program Kegiatan Bulan Kecacingan, sebagai pencegahan Penyakit Kecacingan pada anak-anak. Dalam Kegiatan ini Subkoordinator Subtansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Surtini S.ST menyampaikan, Penyakit Kecacingan atau biasa disebut Cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya. Kerugian akibat kecacingan tidak terlihat secara langsung, karena itu penyakit ini sering dianggap sepele oleh masyarakat. Kecacingan dapat menyebabkan Anemia (Kurang Darah), berat bayi lahir rendah, gangguan ibu bersalin, lemas, mengantuk, malas belajar, IQ menurun, prestasi dan produktivitas menurun. #PromkesNews
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro Bersama KJS dan PMI Gelar Kegiatan Posbindu, Senam Jantung Sehat serta BHD di Disdik Kota Metro
Dalam Rangka Revitalisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk mencapai masyarakat sehat, sesuai dengan visi Kota Metro dalam misinya mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani,rohani dan sosial melalui fisik dan jiwa yang sehat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro Gelar Kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala, deteksi dini ptm, aktivitas fisik Senam Jantung Sehat pada ASN dan non ASN dilingkungan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial , bertempat di Gedung Serba Guna Dinas Pendidikan Kota Metro, Jumat (17/02/2023). Plt Kepala Dinkes Kota Metro M Supriadi,SH MM,melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Verawati Nasution, SKM,M.Kes mengatakan, Gerakan Bulan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (PTM) Gerakan ini akan dilaksanakan setiap minggu untuk Penderita PTM, Berbagai pemeriksaan dilakukan, yang meliputi pemeriksaan, pengukuran tekanan darah, gula darah, cek kolesterol dan asam urat. Subkoordinator Subtansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular , Opsi Okta Handayani, S.ST.,MKes mengatakan untuk diketahui bahwa penyakit tidak menular merupakan masalah yang semakin mengkhawatirkan di dunia, termasuk Indonesia. Setiap tahun jumlah kasus terus meningkat, seiring dengan meningkatnya faktor risiko, seperti konsumsi gula dan garam yang tinggi, merokok, dan rendahnya aktivitas fisik. Seperti halnya, ASN, pekerja formal dan informal, untuk deteksi dini penyakit tidak menular(PTM) dilakukan 1 tahun sekali di Puskesmas, puskesmas pembantu, Posyandu, Posbindu PTM dan Fasilitas kesehatan lainnya serta institusi tempat kerja seperti yang kami lakukan saat ini. Sementara untuk penyakit kanker, Ia menjelaskan, 7 dari 10 penderita terdeteksi pada stadium lanjut. Hal ini disebabkan PTM pada penderita yang terdeteksi tersebut awalnya sering muncul tanpa gejala. Jika ada gejala pun sering diabaikan oleh penderita karena dianggap tidak terlalu berpengaruh pada rutinitas. Ia menekankan bahwa tantangan pada setiap deteksi dini PTM ini adalah menghilangkan stigma. “Kita tau saat ini PTM merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia maupun dunia sehingga diperlukan percepatan pencegahan melalui kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) seperti rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, peningkatan aktivitas fisik dan edukasi gizi seimbang,” Lebih lanjut dikatakan bahwa deteksi dini PTM ini penting untuk menekan kematian dini. Jika deteksi penyakit dapat segera, maka dapat memberikan anjuran kepada penderita untuk berobat secara langsung dan berobat secara berkelanjutan, Tidak harus menunggu pada saat itu sakit,” jelasnya. Untuk itu, deteksi dini PTM ini harus dilakukan secara berkala, yaitu 3 tahun sekali untuk deteksi dini kanker dan minimal setahun sekali untuk PTM lainnya adapun 6 bulan sekali dan setiap bulan untuk yang sudah diketahui penyakitnya,Jika tidak mempunyai faktor risiko pencegahan PTM akan terus dilakukan sebagai bagian upaya promotif-preventif, yaitu dengan melakukan perilaku Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress.#PromkesNewsMetro
Peringatan Hari Gizi Nasional ke-63, Pemerintah Kota Metro melalui program JAMA – PAI Gencar Lakukan Penurunan Stunting. -Dinas Kesehatan Kota Metro
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro menggelar webinar dalam Rangka Hari Gizi Nasional dengan tema Cegah Stunting Dengan Protein Hewani. Menyukseskan Hari Gizi Nasional Ke- 63, melalui Edukasi Gizi Seimbang Isi Piringku Cegah Stunting Dengan Protein Hewani Setiap Kali Makan “Isi Piringku Kini Kaya Protein Hewani Dinas Kesehatan Kota Metro Gelar Puncak HGN ke 63 dengan tujuan untuk mengajak masyarakat gemar makan protein hewani. Kegiatan berlangsung di Aula Pemda Kota Metro, Kamis (16/2/2023). Kegiatan tersebut merupakan salah satu Rangkaian Acara dalam memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari. Walikota Metro diwakili oleh Asisten I Setda Kota Metro Supriyadi, mengatakan Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diakibatkan karena masalah kekurangan gizi kronis, Ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, dari tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Lebih lanjut, Supriyadi juga menuturkan bahwa untuk Provinsi Lampung memiliki angka prevalensi stunting pada tahun 2022 sebesar 15,2% dan prevalensi stunting di Kota Metro sebesar 10,4%. Salah satu pencegahannya dengan mengonsumsi protein sebagai salah satu sumber molekul, yang membantu tubuh untuk menjalankan fungsinya secara optimal. Selain itu, dikatakan Supriyadi, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis atau lebih menguntungkan dari pada konsumsi pangan yang berasal dari hewani tunggal.Masih disampaikan Supriyadi, Menurutnya, Pemerintah Kota Metro telah mencanangkan gerakan peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan anak dan ibu yang berkualitas, dalam bentuk Jaringan Masyarakat Peduli Anak dan Ibu (JAMA-PAI), yang berarti bersama-sama atau bergotong-royong. Hal ini didasarkan pada anak dan ibu yang merupakan kelompok rentan yang sangat mempengaruhi suatu kota, sehingga perlu dilindungi secara bersama-sama. “Terdapat 7 (tujuh) pesan kunci dalam JAMA-PAI yaitu Pelayanan bagi Calon Pengantin, ANC berkualitas dengan QPCP, Kehamilan aman dan persalinan bersih dan aman serta tata laksana komplikasi adekuat melalui MEOWs (mW), Kesehatan ibu masa menyusui, Kesehatan bayi dan balita, pencegahan dan intervensi stunting, Remaja pada kesehatan reproduksi dan KB, GERMAS dan STBM,” paparnya.Lanjutnya, Supriyadi juga menjelaskan bahwa, JAMA-PAI merupakan strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Generasi Emas Metro Cemerlang (GEMERLANG). Dimana GEMERLANG merupakan generasi cerdas yang mempunyai daya saing di tingkat nasional dan global, dengan mengedepankan nilai-nilai agama dan ideologi Pancasila.Dijelaskannya juga, bahwa Sumber Daya Manusia yang berkualitas sudah tentu akan menjadi modal utama dalam menyongsong Bonus Demografi dan Generasi Emas 2045. Dengan harapan target Pemerintah dalam mengejar angka penurunan stunting sebesar 14 persen di Tahun 2024 bisa segera tercapai sesuai dengan visi Kota Metro yaitu Terwujudnya Kota Metro Berpendidikan, Sehat, Sejahtera dan Berbudaya. Ketua Pelaksana Kegiatan Puncak HGN ke 63 selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kota MetroDiah Meirawati SKM.,MKes dalam laporan nya menyampaikan Tujuan pelaksanaan Hari Gizi Nasional Tahun 2023 yaitu, menyebarluaskan informasi dan promosi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang kaya akan protein hewani. Sehingga masyarakat memiliki perilaku konsumsi beraneka ragam makanan yang kaya protein hewani dan dalam rangka percepatan penurunan stunting,” paparnya. Masih dikatakan Diah Meirawati, ia menjelaskan kegiatan tersebut dalam rangka meningkatkan komitmen dan kerjasama antar pemerintah baik sektor kesehatan maupun non kesehatan, swasta dan organisasi profesi dalam rangka kampanye pencegahan stunting dengan protein hewani. Pelaksanaan ini selama satu bulan penuh, Rangkaian Kegiatan Hari Gizi Nasional di antaranya Kegiatan Pelaksanaan Gerakan Protein Hewani Cegah Stunting di posyandu se-Kota Metro dan Kegiatan Sepekan Menyuluh berkolaborasi dengan PPPKMI (Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia Cabang Metro. PPPKMI adalah organisasi profesi yang beranggotakan ahli dan tenaga promosi kesehatan di Indonesia, kemudian kegiatan maka dengan pembukaan launching kampanye Edukasi dan Gerakkan protein Hewani Cegah Stunting Tingkat Kota Metro. Narasumber dalam Kegiatan Webinar Cegah Stunting dengan Protein Hewani ini sebanyak 3 (tiga) dr Tutik Ernawati, M.Gizi.Sp.GK (Dokter Gizi Klinik RSIA Belleza Kedaton Lampung)dengan Materi Protein Hewani untuk Mencegah Stunting,Bertalina, SKM,M.Kes (Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Lampung) dengan Materi Isi Piringku Kaya Protein Hewani dan Ibu AC Yuliwati Bangkit, (Ketua IV TP-PKK Kota Metro) dengan Materi Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat dalam mengkonsumsi protein hewani untuk mencegah Stunting. Kegiatan ini dilaksanakan secara hibrida, yaitu, online dan offline : Peserta online Dilakukan melalui platform Zoom yang akan diikuti oleh peserta,Lurah se-Kota Metro, Kelompok Parenting, Sekolah Tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, Klinik se-Kota Metro dan Kegiatan Luring atau offline : Dilakukan terpusat di Aula Pemda Kota Metro, Peserta hadir pada kegiatan ini antara lain : Lintas Program, Lintas Sektor dan Organisasi Profesi Kesehatan. #PromkesNews
Dinas Kesehatan Kota Metro Terus Berupaya Tekan Angka Stunting
Sejauh ini, penurunan angka stunting masih menjadi permasalahan yang memerlukan peran serta berbagai komponen masyarakat. Pemkot Kota Metro, melalui Dinas Kesehatan Kota Metro terus melakukan pemetaan sasaran dan intervensi yang terfokus secara spesifik untuk menghadapi berbagai kendala dan permasalahan yang terjadi, berkaitan dengan upaya penurunan angka stunting.Demikian disampaikan KepalaPlt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro M Supriadi,SH MM,Menurut Supriadi, pada Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting di Kota Metro telah menunjukkan penurunan yang signifikan, yaitu dari 25% persen di tahun 2019 menjadi 19,7 persen tahun 2021 dan di tahun 2022 menjadi 10,4% Sampai saat ini stunting masih menjadi prioritas permasalahan yang perlu ditangani dimana pemerintah Kota Metro menargetkan prevalensi penurunan stunting sebesar 6 persen di tahun 2024 , yang berbentuk sinergi, kolaborasi, integrasi komprehensif kesehatan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Metro , Diah Meirawati,SKM.,MKes menyampaikan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kekurannya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang.“Faktor penyebab hal itu diantaranya dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 HPK. Anak yang tergolong stunting adalah apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku,” tutur Meira. Kata Kabid Kesmas , penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.Pasalnya, stunting juga mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini beresiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa nanti. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting beresiko lebih tinggi menderita penyakit kronis saat masa dewasa.“Oleh karena itu, penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyeban langsung dan intervensi gizi sensitive untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Selain itu diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen Pemerintah dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor dan non pemerintah dalam bentuk kemitraaan baik swasta maupun masyarakat dan diperlukan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari tingkat Kota sampai ke Kelurahan,” kata Meira Diah Meira juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Metro , Melalui Dinas Kesehatan Kota Metro melakukan berbagai upaya untuk melakukan penurunan angka stunting, salah satunya melalui Jama-PAI. Jama-PAI yaitu merupakan program yang memberikan perlindungan terhadap ibu dan anak, dimulai dari anak lahir dan pencegahan stunting masyarakat serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan sebuah program yang bertujuan untuk kesehatan bayi dan balita, memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya, dan mencegah stunting. Ada juga pesan kunci untuk mencapai tata laksana komplikasi edukasi melalui Modified Early Obstetrics Warning Score (MEOWS), kesehatan ibu masa menyusui, kesehatan bayi dan balita dengan pencegahan dan intervensi stunting, remaja kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB), serta Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Subkoordinator Subtansi Kesga dan Gizi Risnawati,SKM mengatakan Sementara, prevalensi stunting berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) bulan Februari tahun 2022 sebesar 7,56 persen dan menurun pada bulan Agustus tahun 2022 sebesar 6,67 persen. “Angka tersebut menunjukkan bahwa upaya-upaya penurunan stunting di Kota Metro membuahkan hasil yang sangat optimal dengan penurunan diangka 1 persen,” kata Risnawati Lebih lanjut, ia meneruskan, terdapat tiga komponen pencegahan dari sisi perilaku, diantaranya pola asuh, pola makan, dan pola hidup bersih. Selain itu, penguatan posyandu merupakan salah satu kunci penting dalam upaya penurunan prevalensi kekerdilan atau stunting, penguatan posyandu dapat dilakukan dengan cara makin mendekatkan posyandu ke masyarakat. Keberadaan posyandu sangat efektif karena menjadi garda terdepan dalam upaya mendukung optimalisasi tumbuh kembang balita. Selain dapat menjadi tempat pemeriksaan pertama bagi balita, pemantauan tumbuh kembang anak hingga pemberian vaksinasi di mana semuanya mendukung upaya pencegahan stunting pada balita,” urainya. Ia juga menyebutkan, edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pencegahan stunting kepada masyarakat, khususnya para orang tua juga dapat dilakukan di posyandu. Dengan terus memperkuat peran posyandu diharapkan akan mendukung upaya mewujudkan generasi emas dan berkualitas. Ketika seorang anak diperiksa di posyandu diketahui mengalami permasalahan dalam tumbuh kembangnya maka bisa langsung ditindaklanjuti. “Posyandu berperan penting, salah satunya untuk melakukan deteksi dini terkait kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak melalui buku kesehatan ibu dan anak atau buku KIA,” pungkasnya. #PromkesNews
Hadiri Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Metro Timur -Kabid Kesmas
Rabu, 15 Februari 2023 di Aula Kecamatan Metro Timur telah dilaksanakan Rembuk stunting Camat Metro Timur, Ferry Handono, hadir dan memberi arahan dalam Kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Metro Timur. Kecamatan Metro Timur mempunyai 2 lokus Kelurahan Iring Mulyo dan Kelurahan Yosodadi masuk dalam Lokus Stunting di Tahun 2023 , Dalam Kegiatan Rembuk Stunting dihadiri oleh Bappeda Kota Metro, Dinas Kesehatan Kota Metro , Dinas PPAPPKB Kota Metro, Disnaker Transmigrasi Kota Metro, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Metro, KUA Kecamatan Kota Metro Timur. Plt Kepala Dinkes Kota Metro M Supriadi,SH MM,melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Metro, Diah Meirawati,SKM.,MKes , menghadiri Kegiatan Rembuk Stunting di Metro Timur Kabid Kesmas menyampaikan bahwa Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. (kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun). Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Ada tiga komponen pencegahan dari sisi perilaku :1.Pola Asuh,2.Pola makan,3.Pola Hidup bersih.Suplemen tablet tambah darah untuk remaja, Promosi gizi seimbang, Pendidikan Kespro di sekolah, Pemberian edukasi gizi remaja, Posyandu remaja. Anak yang terindikasi stunting masih bisa ditangani, dengan catatan anak masih berusia di bawah lima tahun, dan lebih efektif jika masih di bawah dua tahun.“Masih bisa dikejar asupan gizinya dengan catatan anak di bawah lima tahun. Oleh karena itu kami gencar melakukan pendataan dan pemeriksaan di posyandu, untuk mendeteksi dan menanggulangi stunting,” ungkapnya.Diah Meira menambahkan, mengobati stunting bukan dengan obat, melainkan dengan asupan gizi tinggi protein. Asupan gizi itu bisa didapatkan, misalnya dengan mengonsumsi satu hingga dua butir telur setiap hari.Ditambahkan, di Metro, kasus stunting paling banyak terdeteksi pada bayi usia 0-23 bulan, karena asupan gizi dari makanan pendamping ASI (MPASI) yang kurang memenuhi.Lalu bagaimana dengan anak diatas umur dua tahun yang terdeteksi stunting? Walaupun sudah terlambat, Diah Meira menyampaikan agar anak tetap diberikan asupan bergizi tinggi, dan suplemen atau vitamin yang dapat merangsang otak.Pentingnya nutrisi untuk mencegah stunting mengimbau agar masyarakat membiasakan diri untuk sarapan, sebagai pemenuhan gizi harian, terutama mencegah anemia bagi remaja putri.Para remaja putri juga diimbau untuk mengonsumsi pil “cantik” atau pil penambah darah ketika menstruasi, untuk mencegah kekurangan darah. “Remaja perempuan yang sehat sangatlah penting, karena nanti merekalah yang akan mengandung para generasi muda yang unggul bebas stunting,”.Masyarakat, imbuhnya, bisa saling Jogo Tonggo, saling mengirimi bahan makanan yang bergizi kepada tetangga. Apalagi sekarang harga bahan makanan serbanaik, sehingga diperlukan guyub antarwarga. Warga bisa iuran untuk anggaran bahan makan bersama. #PromkesNews
Supervisi Terpadu Pemantauan Pelaksanaan Konvergensi Stunting Dinkes Prov Lampung Kunjungi Posyandu Melati 1 Kelurahan Rejomulyo -Dinas Kesehatan Kota Metro
Rabu, 15 Februari 2023Kegiatan Supervisi Terpadu Pemantauan Pelaksanaan Konvergensi Stunting di Posyandu Melati I Kelurahan Rejomulyo. Dalam rangka percepatan penurunan stunting , Dinas Kesehatan Provinsi Lampung yang di wakili ibu Lukita Satya gusti,SST.,MM dan Ibu Leni Wati,S.Gz melakukan Supervisi terpadu pemantauan pelaksanaan konvergensi stunting di lokus kelurahan Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Kegiatan ini Dihadiri oleh Lurah Rejomulyo, Ketua TP PKK Kelurahan, Kepala Puskesmas Margorejo, Korluh PKB, kader Posyandu dan DWP Disdukcapil sebagai ibu asuh posyandu melati I Plt Kepala Dinkes Kota Metro M Supriadi,SH MM,melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Diah Meirawati,SKM.,MKes menyampaikan bahwa dalam upaya percepatan penurunan stunting diwilayah kota metro telah berusaha maksimal sebagaimana telah ditentukan Penanganan stunting : 1. Calon Pengantin, 2. Ibu Hamil, 3. Ibu Menyusui, 4. Anak Usia 0-59 bulan. Semua tahapan tersebut sudah dilakukan bersama OPD terkait. Banyak kendala dilapangan diantaranya Anemia pada ibu hamil, tablet tambah darah yang dibagikan tidak diminum, anak sering sakit. Dengan berbagai kendala tersebut, selalu berusaha untuk melakukan pendekatan dan edukasi kepada masyarakat terutama orangtuanya agar selalu memperhatikan putra putrinya agar terbebas dari stunting. Proses penanganan stunting di sudah berjalan sebagaimana ketentuan ,sudah banyak intervensi dan konvergensi yang sudah dilakukan, perlu perubahan perilaku pola asuh dan pola makan, pendampingan orangtua diperkuat dengan edukasi. Sementara itu, Subkordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Risnawati,SKM mengatakan, Maka sejalan dengan semangat perjalanan penurunan stunting di tingkat nasional, Pemerintah Kota Metro telah mencanangkan gerakan peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan anak dan ibu yang berkualitas dalam bentuk Jaringan Masyarakat Peduli Anak dan Ibu (Jamapai), Jama-Pai dalam bahasa Lampung berarti bersama-sama atau bergotong-royong, hal ini didasarkan bahwa anak dan ibu merupakan kelompok rentang yang sangat mempengaruhi suatu kota sehingga perlu dilindungi secara bersama-sama terdapat 7 pesan kunci dalam jamai yaitu Prakonsepsi, Hamil dan prosesnya (QPCP dan MEWS (mW)), Menyusui (mendesain sosiogeneti dan tumbuh kembang 1000 HPK), Masa Anak ((4-5 intervensi tumbuh kembang), Remaja (8000 HPK) kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Jama-Pai yang merupakan strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Generasi Emas Metro Cemerlang yaitu generasi cerdas yang mempunyai daya saing di tingkat nasional dan global dengan mengedepankan nilai-nilai agama dan ideologi Pancasila sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan menjadi modal utama dalam menyongsong bonus demografi dan generasi emas 2045. 8 aksi konvergensi juga merupakan instrumen penilaian pemerintah pusat terhadap kinerja pemerintah daerah dalam percepatan penurunan stunting terintegrasi. #PromkesNews
Yayasan Kanker Indonesia Cab Metro adakan Webinar Peringatan Hari Kanker – Dinkes Kota Metro
Yayasan Kanker Indonesia Cab Kota Metro hari ini menggelar Seminar Hari Kanker. Bertema Remaja Jaga Kesehatanmu Dari Kanker Paru. ‘Close The Care Gap’ seminar yang diadakan secara online dan offline. Asisten I Supriyadi membuka Webinar Peringatan Hari Kanker se-Dunia, dengan tema ‘Remaja Jaga Kesehatanmu Dari Kanker Paru’ di Aula SMK Muhammadiah 3 Metro. Dimana pada kesempatan ini, Walikota Metro menjadi Keynote Speaker melalui Zoom Meeting, Selasa (14/02/2023). “Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap tahunnya, ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit Kanker , sehingga dengan hal tersebut masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat, mendorong pencegahan, deteksi, sampai dengan proses pengobatan Kanker,” ucapn Supriyadi. Lanjutnya, Supriyadi menegaskan, dengan tema ini merokok tentunya menjadi faktor resiko terbesar timbulnya Kanker paru , yang bertangung jawab atas lebih dari 80% kasus Kanker paru di dunia. Tidak hanya perokok aktif saja yang beresiko tinggi menderita penyakit Kanker paru ini, tetapi juga orang-orang yang tidak merokok dan menjadi perokok pasif atau tersier. Hal ini sangat memprihatikan, mengingat tingginya jumlah perokok di Indonesia dan banyak pula orang yang terpapar asap rokok setiap harinya,” pungkasnya. Sedangkan itu, Walikota Metro Wahdi Siradjuddin, berharap dengan adanya Webinar dalam rangka peringatan Hari Kanker Dunia ini, para guru, siswa siswi dan para undangan dapat teredukasi dan menambah wawasan dari acara ini. Diharapkan, kita semua dapat menekan angka kasus penyakit Kanker, dengan deteksi secara dini, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Metro” kata Walikota Metro. Narasumber pada kegiatan webinar Peringatan Hari Kanker Se-dunia ini adalah dr Andreas Infianto,MM.,Sp.P(K),FISR(Deteksi Dini Kanker Paru),dr Eldesta Nisa Nabila,MRes(Vape Vs Rokok Mana yang lebih Bahaya)dan Diah Meirawati,SKM.,MKes(Cegah Kanker Dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat) Moderator dalam kegiatan ini seminar Hari Kanker, Bertema Remaja Jaga Kesehatanmu Dari Kanker Paru. ‘Close The Care Gap’ Yetti Anggraini, M.Kes., M.Keb Kegiatan ini juga di hadiri Asisten I, Para Kepala OPD, Ketua Yayasan Kanker Indonesia Kota Metro beserta jajaran, Kementerian Agama Kota Metro, TP-PKK Kota Metro, GOW Kota Metro, Dharmawanita Kota Metro, Para Guru dan Siswa Siswi SMK Muhammadiah 3 Metro. (Gt/Sr) #PromkesNews